Ramai-ramai ucapan duka datang dari klub-klub internasional dan menurunkan bendera setengah tiang untuk turut berbela sungkawa, Jumlah korban dan skala kejadian di Kanjuruhan menjadikan peristiwa ini sebagai yang terburuk kedua setelah kejadian di Estadio Nacional, Peru pada 1964. Tragedi yang kini dikenal dengan nama Estadio Nacional Disaster menewaskan 326 nyawa.
Pemicunya pun sama, yaitu gas air mata yang ditembakkan ke arah penonton. “Ini hari yang kelabu untuk semua orang di sepak bola, dan tragedi di luar akal sehat manusia. Saya ikut berduka untuk keluarga dan kerabat korban insiden tragis ini. “
“FIFA dan komunitas sepak bola global bersimpati dan mendoakan korban jiwa, korban luka, bersama-sama dengan warga Republik Indonesia, ” ucap Infantino.
By.Redaksi