YODHA MEDIA INDONESIA - Presiden Joko Widodo mengakui bahwa bentrokan di Pulau Rempang, Batam, yang terkait dengan Proyek Strategis Nasional (PSN) merupakan akibat dari komunikasi yang kurang baik antara pemerintah dan warga setempat.
Dalam upayanya untuk meredakan ketegangan, Presiden Jokowi memerintahkan anak buahnya untuk mendekati warga dan mencari solusi bersama.
Presiden Jokowi, yang berbicara di Pasar Kranggot, Cilegon, mengungkapkan pandangannya terkait permasalahan ini, "Ya, itu adalah bentuk komunikasi yang kurang baik. Kalau warga diajak bicara dan diberikan solusi, karena di sana sebenarnya sudah ada kesepakatan."
Beliau juga menekankan bahwa ada kesepakatan sebelumnya mengenai ganti rugi yang akan diberikan kepada warga setempat. Menurut kesepakatan tersebut, warga akan mendapatkan ganti lahan seluas 500 meter persegi dengan bangunan tipe 45.
Meskipun kesepakatan ini sudah ada, namun penyampaian kebijakan tersebut kepada warga tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, Presiden Jokowi mengutus Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, untuk mengatasi situasi ini.
Presiden menyatakan, "Saya kira Menteri Bahlil mungkin akan pergi ke sana dalam waktu dekat untuk memberikan penjelasan tentang masalah tersebut.".
Sebelumnya, terjadi bentrokan antara warga setempat dengan aparat keamanan terkait dengan Proyek Strategis Nasional (PSN) kawasan Pulau Rempang di Batam.
Kejadian ini mencuat ke permukaan setelah viralnya video yang memperlihatkan anak-anak sekolah dilarikan ke fasilitas kesehatan akibat tembakan gas air mata dari pihak keamanan.
Tokoh masyarakat Rempang, Khazaini KS, menegaskan bahwa tidak ada ganti rugi yang diterima dari Badan Pengusahaan (BP) Batam. Dia juga menyatakan bahwa warga di 16 kampung menolak relokasi karena mereka telah tinggal di sana sejak tahun 1834.
Dalam konteks ini, Presiden Jokowi menyerukan pentingnya komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam penanganan proyek strategis nasional. Upaya untuk mencapai kesepakatan yang adil dan pemahaman bersama akan menjadi kunci dalam menyelesaikan konflik semacam ini di masa depan.
