YODHA MEDIA INDONESIA - Bogor - Sebuah cerita menarik mengenai pemecatan seorang guru honorer dan kepala sekolah baru-baru ini telah memunculkan kontroversi di SD Negeri Cibeureum, Kota Bogor.
Awalnya, cerita ini dimulai dari laporan tentang dugaan pungutan liar (pungli) dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang dilakukan oleh guru honorer, Mohamad Reza Ernanda.
Namun, peristiwa ini menjadi semakin rumit ketika kepala sekolah, Novi Yeni, juga dipecat karena kasus gratifikasi.
Perjalanan kisah ini dimulai ketika Mohamad Reza Ernanda secara tiba-tiba dipecat oleh kepala sekolah pada tanggal 12 September, tanpa peringatan atau musyawarah.
Reza merasa tidak memiliki kesalahan terkait dengan loyalitas, integritas, atau ketaatan kepada pimpinan sekolah.
Namun, yang membuat situasi semakin rumit adalah pemecatan Novi Yeni, kepala sekolah yang memecat Reza, yang juga terjadi dalam waktu yang bersamaan. Novi Yeni diberhentikan dari jabatannya setelah terbukti melakukan gratifikasi.
Wali Kota Bogor, Bima Arya, yang mendengar tentang kasus ini, langsung mengunjungi SD Negeri Cibeureum 1 Kota Bogor untuk memastikan kebenaran laporan tersebut. Kedatangan Bima Arya juga sebagai tanggapan atas protes orang tua murid yang menentang pemecatan Reza.
Bima Arya mengungkapkan bahwa tindakan ini diambil agar situasi di sekolah tetap kondusif, dan agar proses pembelajaran tidak terganggu.
Meskipun pemecatan Novi Yeni sudah terjadi sejak tanggal 12 September, Bima Arya mengingatkan bahwa seorang kepala sekolah harus menjadi sosok yang mengayomi dan fokus pada pendidikan.
Selanjutnya, Bima Arya menyatakan bahwa pengganti Novi Yeni akan segera dilantik untuk memastikan kelancaran proses pembelajaran di sekolah tersebut.
Di sisi lain, Mohamad Reza Ernanda, guru honorer yang dipecat oleh Novi Yeni, sekarang telah diberi izin untuk mengajar kembali di SD Negeri Cibeureum setelah surat pemecatannya dibatalkan oleh keputusan wali kota Bogor.
Keputusan ini dicapai melalui mediasi dan kesepakatan antara pihak sekolah dan wali kota, sehingga Reza dapat kembali melanjutkan tugas mengajarnya.
Kisah ini mengungkapkan kompleksitas dan dinamika dalam dunia pendidikan, di mana tindakan yang diambil oleh guru dan kepala sekolah dapat memiliki konsekuensi yang tak terduga.
Dalam hal ini, peran pemerintah setempat menjadi kunci dalam menjaga stabilitas dan keadilan di lingkungan pendidikan.