Yodaha Media Indonesia - Jakarta, Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, membuat gebrakan besar dengan mengungkap alasan tegas partainya, PKB, keluar dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Dalam wawancara eksklusif dengan detikcom pada Rabu (13/12/2023), Cak Imin mengungkap bahwa meski telah ada penandatanganan MoU berpasangan dengan Prabowo Subianto, kesepakatan sejatinya tak pernah terwujud.
Cak Imin, ketua umum PKB, awalnya merasa maju sebagai cawapres merupakan takdir dan bagian dari tanggung jawabnya sebagai pemimpin partai dan kader Nahdlatul Ulama (NU).
Namun, di balik keputusan tersebut, Cak Imin mengakui bahwa dinamika politik membuatnya beralih haluan.
"Saya diperintah para kiai untuk maju dalam Pemilu 2024. Sebagai orang yang memiliki ideologi, saya juga perlu berkontribusi di dunia politik," ungkapnya.
Dalam perjalanan politiknya, Cak Imin mengungkap adanya dinamika yang tak terduga. Meski awalnya disepakati berpasangan dengan Prabowo, kenyataannya MoU tersebut hanya sebatas formalitas semata.
"Semua setuju, tapi tidak ada kesepakatan yang tercapai," tegasnya.
Cak Imin memilih keluar dari koalisi bersama Prabowo dan beralih mendukung Anies Baswedan dalam Koalisi Perubahan.
Meskipun diklaim tidak memiliki komitmen yang kuat dengan Gerindra, Cak Imin membantah bahwa keputusannya bersifat impulsif.
"Saya memiliki hak untuk memilih partai mana pun yang saya anggap sesuai dengan target saya, yaitu maju dalam Pemilu 2024," jelasnya.
Dengan pengungkapan ini, Cak Imin memberikan titik terang atas keputusannya, mengundang perhatian masyarakat, dan menciptakan buzz di ranah politik nasional.
Sebagai salah satu figur kunci dalam perpolitikan Indonesia, langkah Cak Imin ini dapat memberikan warna baru dalam perjalanan menuju Pemilu 2024.