Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto |
Yodha Media Indonesia - Cibinong, Bogor '- Tantangan menurunnya produktivitas pertanian di Kabupaten Bogor selama 10 tahun terakhir menjadi perhatian serius.
Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, memberikan solusi terobosan dengan menyarankan pemerintah daerah untuk membangun sinergi dengan akademisi/ahli, dan praktisi bidang pertanian.
Usulan ini diutarakan pada Rabu lalu di Cibinong, Bogor, sebagai tanggapan atas pernyataan Penjabat Bupati Bogor, Asmawa Tosepu.
Rudy menggarisbawahi pentingnya desain pertanian yang sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini, dengan menjaga keseimbangan lingkungan.
Melalui sinergi dengan para ahli, Rudy mendorong Pemkab Bogor untuk memajukan sektor pertanian dengan teknologi tepat guna, termasuk dalam aspek mesin, pengendalian hama penyakit, panen, dan pasca panen.
Keterlibatan para ahli dianggap esensial untuk mendidik dan mengedukasi petani.
"Pertanian kita harus dimodernisasi, baik dari segi teknologi, perlakuan, cara perawatan, hingga budidayanya. Faktor pendukung pertanian modern melibatkan Sumber Daya Manusia (SDM), benih berkualitas tinggi, hasil pertanian yang berkualitas, serta mekanisasi berteknologi tinggi," ungkap Rudy.
Meskipun pemerintah telah menjalankan peran dalam memajukan pertanian modern, Rudy menekankan perlunya peningkatan intensitas upaya berdasarkan data statistik.
Pj Bupati Bogor, Asmawa Tosepu, turut menyampaikan keprihatinan terkait penurunan produktivitas pertanian di Kabupaten Bogor.
Asmawa mengklaim bahwa kondisi pertanian di Bogor menunjukkan penurunan produktivitas, yang menjadi tantangan besar bagi penyuluh pertanian di wilayah tersebut.
Ia memotivasi para penyuluh untuk bekerja lebih keras guna meningkatkan produktivitas, sehingga komoditas pertanian dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Bogor.
Penyebab penurunan produktivitas, menurut Asmawa, antara lain adalah berkurangnya luas lahan pertanian. Ia juga mencatat adanya lahan yang belum efektif dimanfaatkan, sementara sebagian lahan produktif berubah menjadi kawasan permukiman.
Asmawa berjanji akan melakukan inventarisasi lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk kepentingan di luar pertanian.
Dengan tegas, ia menyebut bahwa pemerintah Kabupaten Bogor akan melakukan seleksi ketat terhadap izin yang mengubah fungsi lahan produktif pertanian menjadi kawasan pemukiman atau perumahan.
"Ini menjadi masukan bagi para penyuluh dan petani bahwa pemerintah Kabupaten Bogor hendaknya melakukan seleksi ketat terhadap perizinan yang ingin mengembangkan kawasan pertanian, khususnya pertanian produktif yang berubah fungsi menjadi kawasan pemukiman," tegas Asmawa.
Dengan adanya usulan sinergi antara pemerintah daerah, ahli pertanian, dan praktisi, diharapkan Kabupaten Bogor dapat melangkah menuju pertanian modern yang berkelanjutan, meningkatkan produktivitas, dan memenuhi kebutuhan masyarakat.***