Yodha Media Indonesia - Keributan terjadi usai Uruguay dikalahkan Kolombia 0-1 di semifinal Copa America 2024.
Luis Suarez tertangkap kamera sebagai pihak yang diduga menyulut insiden itu. Duel Uruguay vs Kolombia berlangsung di Stadion Bank of America, Charlotte, pada Kamis (11/7) pagi WIB.
Setelah kebobolan gol Jefferson Lamar di babak pertama, La Celeste gagal memaksimalkan keunggulan jumlah pemain di paruh kedua permainan untuk menciptakan gol balasan.
Suarez bermain selama 23 menit setelah masuk sebagai pemain pengganti. Namun, sorotan kepada Luis Suarez justru terjadi selepas peluit panjang wasit.
Sebuah kericuhan terjadi di atas lapangan yang melibatkan para pemain di antara kedua tim, para wasit, kru televisi, dan bos-bos.
Dalam rekaman video televisi yang beredar di media sosial memperlihatkan bahwa keributan itu bermula dari konfontrasi Suarez dengan penyerang Kolombia Miguel Borja.
Akan tetapi, setelahnya keadaan justru memanas. Luis Suarez beradu mulut dengan pemain-pemain lawan yang pada prosesnya terjadi saling dorong.
Semakin buruk karena keributan tersebut berlanjut di luar lapangan, yang melibatkan Darwin Nunez dengan suporter Kolombia.
Bagaimanapun, tersingkirnya Uruguay di semifinal Copa America 2024 memungkinkan jadi akhir karier Luis Suarez di sepakbola internasional.
Pasalnya dia akan berusia 39 tahun untuk bermain di Piala Dunia 2026, seandainya Uruguay lolos ke putaran final.
Insiden keributan usai pertandingan antara Uruguay dan Kolombia dalam semifinal Copa America 2024 memunculkan kembali perdebatan soal sportivitas dalam sepakbola. Masalah seperti ini sering terjadi, baik di level domestik maupun internasional.
Namun, apa yang terjadi setelah Uruguay kalah dari Kolombia yang dilakukan oleh pemain Luis Suarez akan berdampak besar pada karirnya dan membayang-bayangi dirinya sebagai seorang pemain profesional yang kontroversial.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Suarez bukanlah seorang pemain sepakbola yang mudah diatur, dan insiden yang baru-baru ini menunjukkan bahwa konflik dia bisa saja terjadi saat ia tidak mendapatkan keinginan terpenuhi.
Insiden keributan ini juga membawa pertanyaan tentang tanggung jawab dan tindakan klub, federasi sepakbola, dan pelatih mereka untuk menjaga sportivitas dan keseimbangan emosi saat bermain.
Namun, siapakah yang harus dipertanggungjawabkan dalam kasus seperti ini?
Apakah Sangat cukup hanya menuding Suarez sebagai tersangka utama ataukah ada aspek lain dari permainan sepak bola yang perlu diperbaiki secara menyeluruh?
Walau bagaimanapun, saya percaya bahwa insiden keributan yang terjadi setelah pertandingan antara Uruguay dan Kolombia dalam semifinal Copa America 2024 ini harus dijadikan pembelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat di dalam sepak bola untuk menjaga kultur sportivitas dan keteraturan yang dapat mencegah terjadinya peristiwa tidak diinginkan dalam pertandingan sepak bola.
