Yodha Media Indonesia - Belakangan ini, video viral tentang pemilik kos yang menemukan kamar kosan yang penuh dengan tumpukan sampah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Ternyata, penghuni kos tersebut diduga mengalami Hoarding disorder atau gangguan penimbunan.
Perilaku menimbun barang yang berlebihan dan tidak berguna ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
Hoarding disorder adalah gangguan mental yang memengaruhi sekitar 2-6% penduduk dunia. Penderita hoarding disorder biasanya merasa kesulitan untuk membuang barang-barang yang tidak berguna, memperbanyak jumlah barang, dan membuat ruangan menjadi sangat berantakan dan tidak teratur.
Belum diketahui secara pasti penyebab hoarding disorder. Namun, sebuah laman Alokdokter mencatat bahwa beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, misalnya seperti memiliki riwayat gangguan mental, keluarga yang juga menderita hoarding disorder, atau pernah mengalami kesulitan ekonomi.
Hoarding disorder dapat meningkatkan risiko isolasi sosial dan menimbulkan risiko kecelakaan seperti jatuh atau tertimpa benda-benda yang ditimbun. Kamar yang penuh dengan sampah juga dapat menjadi sarang kuman penyakit, sehingga memengaruhi kesehatan penghuni.
Untuk itu, penting bagi masyarakat untuk memberikan dukungan dan membantu individu yang mengalami hoarding disorder dengan cara mengajak mereka untuk konsultasi ke dokter atau psikolog.
Menghindari konflik dan berbicara secara baik juga dapat dilakukan sebagai upaya untuk membantu seseorang yang mengalami hoarding disorder.
Masyarakat perlu memahami bahwa hoarding disorder adalah sebuah kondisi medis yang perlu diketahui dan disadari oleh semua orang. Jangan pernah menilai sebelah mata atau mengejek seseorang yang mengalami hoarding disorder.
Dalam menjalin hubungan dengan orang lain, mari kita selalu memberikan dukungan moral dan empati dalam menghadapi masalah yang dihadapi oleh orang lain.
Semoga informasi ini dapat memberikan gambaran dan pemahaman bagi kita semua tentang hoarding disorder. Terima kasih sudah membaca dan mari kita bahu-membahu untuk menghargai setiap individu dengan segala perbedaannya.
