Yodha Media Indonesia - Dalam dunia yang semakin terkoneksi ini, kekuatan kata-kata dapat menciptakan harmoni sekaligus kekacauan. Belum lama ini, Ketua IPSM Kabupaten Bogor, Supiah, menyampaikan pernyataan kontroversial melalui media sosial yang menuai polemik. Namun, di balik kontroversi dan permintaan maafnya kepada insan pers, terdapat hikmah yang dapat kita petik sebagai insan yang juga rentan akan kesalahan.
Ketika seseorang memegang jabatan publik, tanggung jawab bukan hanya pada kinerja, tetapi juga pada komunikasi yang diutarakan secara publik. Setiap kata yang terucap, terutama dalam ruang digital, memiliki potensi untuk memperkuat atau merusak citra diri serta jabatan yang diemban.
Dalam postingannya supah Ketua IPSM Kabupaten Bogor mencoba untuk Klarifikasi dan permintaan maaf ,Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan.
" Assalamu'alaikum Warohmatulohi
Wabarokatuh
Klarifikasi dan Permintaan Maaf Secara Terbuka
Saya, Supiah, berkenaan dengan adanya dinamika terkait dengan pernyataan saya beberapa waktu lalu di Facebook menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. saya secara jujur kaget ketika mengetahui pernyataan saya menimbulkan gejolak dan ketersinggungan dari rekan-rekan media, mengingat tidak ada dalam pikiran dan hati saya, keinginan maupun niat untuk melecehkan maupun mendiskreditkan rekan-rekan media. Apalagi dalam tugas saya sebagai Pekerja Sosial Masyarakat, rekan-rekan media banyak membantu kelancaran tugas itu.
2. sehubungan dengan hal-hal diatas, secara terbuka dan dari hati yang paling dalam, saya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan tulus kepada rekan-rekan media atas pernyataan yang saya sampaikan tersebut.
3. dari kejadian ini tentu menjadi pembelajaran dan pengingat bagi saya untuk dapat menggunakan media sosial secara bijak.
Demikian Klarifikasi dan Permintaan Maaf saya sampaikan.
Atas Perhatian nya saya ucapkan Terima Trimakasih " Tulisnya di akun Facebook Supiah
Dalam era informasi dan media sosial seperti sekarang, setiap tindakan dan kata-kata dapat dengan cepat menyebar dan mempengaruhi pandangan orang lain terhadap kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga kebijaksanaan dalam berkomunikasi, baik di dunia nyata maupun maya. Pelajaran dari peristiwa klarifikasi Ketua IPSM Kabupaten Bogor mengingatkan kita akan pentingnya merenung sejenak sebelum mengungkapkan pikiran melalui media sosial.
Di tengah sorotan publik dan tekanan opini, manusia memiliki kekuatan untuk bangkit dan melangkah lebih bijaksana. Permintaan maaf bukanlah tanda kelemahan, melainkan sikap yang mulia dalam proses belajar dan tumbuh. Sama seperti Ketua IPSM Kabupaten Bogor, setiap individu berhak untuk belajar dari kesalahannya dan tidak terjebak dalam sikap defensif atau ego.
Sebagai penutup, mari kita renungkan betapa berharganya kebijaksanaan dalam setiap kata yang kita ucapkan. Belajar dari peristiwa klarifikasi dan permintaan maaf Ketua IPSM Kabupaten Bogor, kita dapat memahami bahwa kesalahan adalah bagian dari kehidupan, namun penyesalan dan pembelajaran adalah pilihan.
Mari bersama-sama menciptakan ruang komunikasi yang penuh dengan hikmah dan kebijaksanaan, sehingga setiap kata yang kita ucapkan dapat menjadi cahaya yang menerangi, bukan bara yang membakar.