YODHA MEDIA INDONESIA – Pengacara kondang Hotman Paris kembali menjadi sorotan publik usai memberikan pembelaan mengejutkan untuk model sekaligus selebritas Paula Verhoeven. Hal ini berkaitan dengan keputusan cerai antara Paula dan aktor Baim Wong yang diputuskan oleh Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Dalam amar putusan yang dibacakan pada Rabu, 16 April 2025, Majelis Hakim menyatakan bahwa Paula terbukti melakukan perselingkuhan dengan pria berinisial NS. Hal itu disampaikan langsung oleh Humas PA Jakarta Selatan, Drs. H. Suryana, S.H, kepada awak media.
“Dengan adanya pihak ketiga yang kita tahu di media, kami tidak bisa menyebutkan nama aslinya, jadi inisial NS itu Majelis Hakim menyatakan itu terbukti,” ujar Suryana.
Majelis Hakim juga menyatakan bahwa Paula sebagai pihak termohon telah nusyuz—yakni melanggar kewajiban sebagai istri dan dianggap tidak menjaga kehormatan rumah tangga.
Namun, Hotman Paris secara terbuka menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap pertimbangan hukum tersebut. Lewat video yang diunggah pada Jumat, 18 April 2025, Hotman menilai bahwa definisi perselingkuhan dalam kacamata hukum tidak sesederhana kedekatan emosional atau pacaran.
“Kalau hanya berpacaran tanpa adanya bukti video atau hubungan badan, hal tersebut belum dapat dikategorikan sebagai perselingkuhan menurut hukum,” tegas Hotman.
Menurutnya, dalam hukum perdata maupun pidana, perselingkuhan harus dibuktikan dengan kuat, bukan hanya dari asumsi kedekatan atau kebersamaan yang bersifat sosial.
“Saya tidak setuju pertimbangan hakim yang mengatakan bahwa Paula selingkuh, kecuali di persidangan ada bukti video itu,” lanjutnya.
Meski demikian, Hotman mengakui bahwa kedekatan dengan pria lain tetap bisa menjadi dasar pertimbangan hakim, namun dalam konteks penyebab pertengkaran terus-menerus dalam rumah tangga—bukan sebagai dasar menyatakan perselingkuhan secara hukum.
Pernyataan Hotman ini pun memicu beragam reaksi dari publik. Sebagian mendukung langkahnya membela Paula, sementara yang lain mempertanyakan standar moral yang digunakan dalam kasus perceraian selebritas.
Kasus ini kembali membuka perdebatan lama soal batasan moral dan hukum dalam perceraian publik figur. Apakah kedekatan tanpa hubungan fisik tetap bisa dianggap sebagai pengkhianatan? Atau hanya sekadar dinamika rumah tangga biasa?
