Ferry Roveo Checanova, S.I.P., (Kanan) |
Yodha Media Indonesia – Pernyataan mengejutkan datang dari Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bogor, Ferry Roveo Checanova, S.I.P., yang lantang meminta Bupati Bogor untuk segera mengkaji ulang kebijakan moratorium terhadap jaringan minimarket waralaba raksasa seperti Alfamart dan Indomaret.
Ferry, yang akrab disapa Vio, menyebut bahwa dua raksasa ritel tersebut belum cukup berkontribusi terhadap ekonomi daerah, khususnya dalam hal pengakomodasian produk-produk UMKM lokal. Kebijakan moratorium yang diterapkan selama ini dinilai justru menghambat potensi sinergi antara ritel modern dan pelaku usaha mikro.
“Alfamart dan Indomaret ini kan jaringan besar, milik perusahaan swasta skala nasional. Masa iya kita terus-terusan menahan ekspansi mereka tanpa mendorong kontribusi nyata untuk daerah? Sudah saatnya moratorium itu dikaji ulang, apalagi kalau mereka bisa benar-benar fasilitasi UMKM,” tegas Ferry saat ditemui di kediamannya, Sabtu (5/4) di Komplek Ciluer Permai, Sukaraja.
UMKM Terjepit, PAD Tidak Maksimal?
Tak hanya soal produk lokal, Ferry juga menyinggung isu yang lebih sensitif: kepatuhan pajak dari dua jaringan minimarket besar itu. Ia mempertanyakan sejauh mana perusahaan-perusahaan ini taat terhadap berbagai kewajiban daerah, mulai dari izin reklame, pemanfaatan ruang milik jalan (Rumija), hingga persetujuan bangunan gedung (PBG).
“Kalau kita mau bicara PAD (Pendapatan Asli Daerah), ya semua harus adil. Billboard mereka jangan asal pasang, PBG harus jelas, dan kontribusinya ke kas daerah harus maksimal. Jangan sampai daerah rugi, tapi mereka terus ekspansi,” lanjutnya.
Moratorium Minimarket: Kebijakan Usang?
Sebagai informasi, kebijakan moratorium pendirian minimarket waralaba di Kabupaten Bogor diberlakukan sebagai upaya untuk membendung dominasi ritel besar dan melindungi pelaku usaha kecil. Namun kini, di tengah tekanan ekonomi dan dorongan pembangunan daerah, banyak pihak menilai kebijakan ini perlu ditinjau ulang secara komprehensif.
“Saya tidak bilang buka semua izin, tapi kebijakan ini harus proporsional. Kalau mereka bisa jadi mitra strategis untuk UMKM dan taat aturan, kenapa tidak?” pungkas Ferry.
Reaksi Warganet & Pengusaha Kecil: Pro dan Kontra Memanas
Pernyataan Ferry langsung mengundang beragam reaksi. Beberapa pelaku UMKM mengaku senang dengan wacana tersebut, berharap produk mereka bisa masuk ke jaringan ritel besar.
Namun tak sedikit pula yang khawatir ekspansi minimarket justru akan mematikan toko kelontong dan usaha rumahan.