Mahkota Binokasih, terbuat dari emas 18 karat seberat 8 kilogram, diserahkan dari Kerajaan Pajajaran ke Sumedang Larang pada tahun 1578. Penyerahan itu terjadi di tengah gempuran hebat dari Kesultanan Banten dan Cirebon, bertepatan dengan hari raya Idul Fitri.
Sumedang Larang dipilih bukan tanpa alasan—kesetiaan mereka dalam menjaga wilayah strategis dan memegang teguh nilai-nilai leluhur Sunda menjadikannya pewaris sah Kerajaan Pajajaran.
Penyerahan mahkota ini menandai dimulainya kekuasaan Sumedang Larang sebagai penerus Pajajaran, dengan wilayah yang mencakup hampir seluruh Jawa Barat, kecuali Banten dan Cirebon. Sebuah bukti sejarah bahwa kepercayaan dan kesetiaan lebih berharga dari emas sekalipun.
Acara ini akan dimulai dari Lapangan SMKN 1 Cibinong, lalu berlanjut dengan prosesi menuju Lapangan Tegar Beriman. Di sana, akan dilakukan serah terima secara simbolis.
Rangkaian acara juga akan dilengkapi dengan sosialisasi budaya dan talkshow bertajuk "Sosialisasi Kepemimpinan Melalui Filosofi Mahkota Binokasih", bersama Radya Anom Luky Djohari Soemawilaga dari Kerajaan Sumedang.
Puncaknya akan ditutup dengan pagelaran wayang golek dan sajian 3.500 porsi jajanan gratis untuk masyarakat.
Kirab Mahkota Binokasih bukan hanya seremoni, melainkan momentum penting untuk membangun literasi budaya dan memperkuat identitas lokal masyarakat Bogor dan Jawa Barat.